17 April 2011

Pergerakan Nasional Indonesia dan Pelopor Kemerdekaan

Dalam krisis hebat tahun 1895 sebagian besar dari kapitalis-kapitalis partikelir di negeri Belanda mengalami kehancuran, sehingga mengakibatkan kapital-finans berkuasa penuh. Jadi, zaman kapital-industri yang berdasarkan persaingan bebas tidak lama di Indonesia, hanya kira-kira 25 tahun (1870-1895). Kapital-industri yang berdasarkan persaingan bebas segera disusuli oleh zaman imperialisme yang dimulai tahun 1895, yaitu zaman di mana kapital-finans, yakni perpaduan antara kapital-bank dengan kapital-industri, memegang monopoli atas kehidupan ekonomi dan politik Indonesia.
Untuk menyelamatkan dan menjamin hari depan kapital yang diekspor dari Eropa, maka kaum imperialis Belanda melakukan dua tindakan penting: menundukkan seluruh daerah Indonesia, secara politik dan militer, dan mengadakan penyelidikan-penyelidikan mengenai kemungkinan perkembangan kapital yang tak terbatas. Tindakan kaum imperialis Belanda ini sesuai dengan perpindahan kapitalisme pra-monopoli ke tingkat kapitalisme monopoli, yaitu zaman kekuasaan kapital-finans. Perpindahan ini tak terpisahkan dengan makin intensifnya perjuangan kaum imperialis untuk membagi-bagi dunia. Kapital-finans berusaha pada umumnya untuk merebut tanah sebanyak-banyaknya dari macam apa saja, di mana saja dan dengan semua jalan, karena memperhitungkan sumber-sumber potensiil akan bahan-bahan mentah dan takut ketinggalan dalam perjuangan sengit untuk mendapat jengkal-jengkal terakhir dari wilayah yang belum dibagikan atau untuk membagi kembali tanah-tanah yang sudah dibagi.
Untuk menundukkan seluruh Indonesia di bawah kekuasaan Belanda maka dilakukanlah peperangan kolonial besar-besaran pada akhir abad ke-19 dan pada awal abad ke-20 sehingga dapatlah Belanda meluaskan kekuasaannya ke Bali, Lombok, Sumbawa, Dompu, Flores, Bone, Banjarmasin, Jambi, Riau, Tapanuli, Aceh, dan lain-lain. Untuk menjamin keuntungan yang luar biasa, pemerintah Belanda mengadakan pemeriksaan di lapangan ilmu tanah, ilmu bumi, ilmu tumbuh-tumbuhan, ilmu hewan, dan sebagainya. Juga adat-istiadat, bahasa, agama, kesenian dan sejarah suku bangsa-suku bangsa dipelajari oleh orang-orang Belanda.
Jadi, imperialisme telah menghancurkan monopoli negara yang berbentuk “cultuurstelsel”, tetapi bersamaan dengan itu telah mendatangkan monopoli yang baru, yaitu monopoli kapital-finans. Karena kaum imperialis Belanda lemah kedudukannya dalam militer dan tidak mampu sendirian membela Indonesia dengan senjata, maka sejak tahun 1905 kaum imperialis Belanda terpaksa menjalankan politik pintu-terbuka (opendeur politiek), artinya Indonesia dibuka menjadi lapangan eksploitasi kaum kapitalis dari segala negara kapitalis, terutama negara-negara Inggris dan Amerika. Dengan menjalankan politik pintu-terbuka kaum imperialis Belanda memperhitungkan dua keuntungan: 1) berupa kenaikan hasil pajak yang didapat dari perusahaan-perusahaan imperialis; 2) berupa pertahanan bersama antara negara-negara imperialis untuk melindungi kepentingan-kepentingannya di Indonesia, dan bersamaan dengan itu kaum imperialis Belanda juga dapat menjalankan politik keseimbangan antara negara-negara imperialis agar Indonesia tidak dicaplok oleh negara imperialis yang lain. Imperialisme telah mengganti perbudakan model “cultuurstelsel” dengan perbudakan model “baru” yang antara lain berbentuk “poenale sanctie”, yaitu peraturan yang berisi ketentuan hukuman bagi mereka yang menyalahi kontrak sebagai alat penjamin tenaga kerja murah bagi onderneming-onderneming (perkebunan) asing.
Karena dalam zaman sebelum-imperialisme, Indonesia sudah dikuras dan dirusak habis-habisan, maka imperialisme harus memulai dengan menciptakan dasar-dasar elementer untuk suatu sistem penghisapan modern, penghisapan yang lebih intensif dan sistematis terhadap Rakyat dan kekayaan Indonesia. Sudah sejak permulaan zaman imperialisme pemerintah Hindia Belanda menjalankan apa yang dinamakan “politik etis” (“politik susila”), yaitu politik yang antara lain mengurangi rodi, mereorganisasi dinas-dinas kesehatan, sedikit meluaskan irigasi, dan mendirikan sekolah-sekolah rendah, sekolah-sekolah guru normal, sekolah-sekolah teknik, sekolah-sekolah menengah umum, dan sebagainya untuk memenuhi kebutuhan imperialisme akan kaum buruh dan pegawai bumiputera yang murah tetapi berpendidikan.
Dalam zaman imperialis Indonesia merupakan sumber bahan mentah buat negeri-negeri imperialis, sumber tenaga kerja yang sangat murah, pasar untuk menjual hasil produksi negeri-negeri imperialis dan tempat penanaman kapital asing (Belanda, Inggris, Amerika, Jepang, Perancis, Italia, dan lain-lain).
Politik kolonial kaum imperialis samasekali bukan untuk memajukan industri Indonesia, tetapi untuk memajukan industri negeri imperialis sendiri. Kaum imperialis menentang sekeras-kerasnya perkembangan industri yang luas di Indonesia, dan inilah sebabnya kerajinan tangan dari Rakyat tidak berkembang menjadi industri modern seperti yang terjadi di Eropa. Kapitalisme Melalui Kolonialisme dan Imperialisme
Di negara-negara yang menganut paham merkantilisme terjadi perubahan besar terutama setelah Perkembangan teknologi perkapalan di Eropa Selatan semakin memberi basis bagi embrio kolonialisme/imperialisme dan kapitalisme, dimana mereka mencoba untuk mencari daerah baru yang kemudian diklaim sebagai daerah jajahannya dengan semboyan Gold, Gospel, dan Glory, mereka membenarkan tujuannya dengan alasan penyebaran agama dan dalam bentuk kapitalisme dagang (merkantilisme) dan sejak itu feodalisme di masyarakat pra-Indonesia mempunyai lawan yang sekali tempo bisa diajak bersama memusuhi dan melumpuhkan rakyat. Daerah operasinya terbatas di daerah pesisir dan kota besar, seperti Malaka dan Banten. Bentuk komoditinya bertumpu pada komoditi pertanian dan perkebunan, seperti tanaman keras atau rempah-rempah. Komoditi ini adalah kebutuhan pokok utama untuk industri farmasi di Eropa.
Kolonialisme dan imperialisame merebak di mana-mana, termasuk di tanah Nusantara, Tahun 1469 adalah tahun kedatangan ekspedisi mencari daerah baru yang dipimpin raja muda portugis Vasco da Gama. Tujuannya mencari rempah-rempah yang akan dijual kembali di Eropa. Kemudian menyusul penjelajah Spanyol masuk ke Nusantara di tahun 1512. Penjelajah Belanda baru datang ke Nusantara tahun 1596, dengan mendaratnya Cornelis de Houtman di Banten.
Kolonialisme yang masuk pertama di Indonesia merupakan sisa-sisa kapitalisme perdagangan (merkantilisme). Para kapitalis-merkantilis Belanda masuk pertama kali ke Indonesia melalui pedagang-pedagang rempah-rempah bersenjata, yang kemudian diorganisasikan dalam bentuk persekutuan dagang VOC tahun 1602, demikian juga dengan Portugis, dan Spanyol. Para pedagang bersenjata ini, melakukan perdagangan dengan para feodal, yang seringkali sambil melakukan ancaman, kekerasan dan perang (ingat sejarah pelayaran Hongi).
Kekuasaan kolonial Belanda ini terinterupsi 4 tahun dengan berkuasanya kolonialisme Inggris sampai tahun 1813. Kolonialisme Inggris masa Raffles, adalah tonggak penting hilangnya konsep pemilikan tanah oleh kerajaan. Sebab dalam konsep Inggris, tanah bukan milik Tuhan yang diwakilkan pada raja, tapi milik negara. Karenanya pemilik dan penggarap tanah harus membayar landrente (pajak tanah) –pajak ini mengharuskan sistem monetar dalam masyarakat yang masih terkebelakang sistem moneternya, sehingga memberi kesempatan tumbuhnya rentenir dan ijon.
Di sisi yang lain, kalangan kolonialis-kapitalis juga memanfaatkan kalangan feodal untuk menjaga kekuasaannya. Hubungan antara para kolonialis-kapitalis dengan para feodal adalah hubungan yang saling memanfaatkan dan saling menguntungkan, sedangkan rakyatlah yang menjadi objek penindasan dan penghisapan dari kedua belah pihak Kapitalisme yang lahir di Indonesia bukan ditandai dengan dihancurkannya tatanan ekonomi-politik feodalisme, melainkan justru ada usaha revitalisasi dan produksi ulang tatanan ekonomi-sosial-politik-ideologi-budaya feodal untuk memperkuat kekuasaan kolonialisme. Karena adanya revolusi industri terjadi kelebihan produksi yang membutuhkan perluasan pasar; membutuhkan sumber bahan mentah dari negeri asalnya; membutuhkan tenaga kerja yang murah — mulai melakukan kolonialisasi ke negara-negara yang belum maju. terlebih seusai berhasil menjatuhkan monarki absolut. Tapi pertumbuhan ini dimulai dalam bentuk paling primitif dan sederhana. Hal ini sangat berbeda dengan lahirnya kapitalisme di negara-negara Eropa dan Amerika. Di kedua benua tersebut, kapitalisme lahir sebagai wujud dari dihancurkannya tatanan ekonomi-sosial-politik-ideologi-budaya feodal. Contoh kasus yang paling jelas adalah adanya revolusi industri di Inggris yang mendahului terjadinya revolusi borjuasi di Perancis
Mulainya Zaman Imperialisme (Kapital-Finans) di Indonesia, 1895

Dalam krisis hebat tahun 1895 sebagian besar dari kapitalis-kapitalis partikelir di negeri Belanda mengalami kehancuran, sehingga mengakibatkan kapital-finans berkuasa penuh. Jadi, zaman kapital-industri yang berdasarkan persaingan bebas tidak lama di Indonesia, hanya kira-kira 25 tahun (1870-1895). Kapital-industri yang berdasarkan persaingan bebas segera disusuli oleh zaman imperialisme yang dimulai tahun 1895, yaitu zaman di mana kapital-finans, yakni perpaduan antara kapital-bank dengan kapital-industri, memegang monopoli atas kehidupan ekonomi dan politik Indonesia.
Untuk menyelamatkan dan menjamin hari depan kapital yang diekspor dari Eropa, maka kaum imperialis Belanda melakukan dua tindakan penting: menundukkan seluruh daerah Indonesia, secara politik dan militer, dan mengadakan penyelidikan-penyelidikan mengenai kemungkinan perkembangan kapital yang tak terbatas. Tindakan kaum imperialis Belanda ini sesuai dengan perpindahan kapitalisme pra-monopoli ke tingkat kapitalisme monopoli, yaitu zaman kekuasaan kapital-finans. Perpindahan ini tak terpisahkan dengan makin intensifnya perjuangan kaum imperialis untuk membagi-bagi dunia. Kapital-finans berusaha pada umumnya untuk merebut tanah sebanyak-banyaknya dari macam apa saja, di mana saja dan dengan semua jalan, karena memperhitungkan sumber-sumber potensiil akan bahan-bahan mentah dan takut ketinggalan dalam perjuangan sengit untuk mendapat jengkal-jengkal terakhir dari wilayah yang belum dibagikan atau untuk membagi kembali tanah-tanah yang sudah dibagi.
Untuk menundukkan seluruh Indonesia di bawah kekuasaan Belanda maka dilakukanlah peperangan kolonial besar-besaran pada akhir abad ke-19 dan pada awal abad ke-20 sehingga dapatlah Belanda meluaskan kekuasaannya ke Bali, Lombok, Sumbawa, Dompu, Flores, Bone, Banjarmasin, Jambi, Riau, Tapanuli, Aceh, dan lain-lain. Untuk menjamin keuntungan yang luar biasa, pemerintah Belanda mengadakan pemeriksaan di lapangan ilmu tanah, ilmu bumi, ilmu tumbuh-tumbuhan, ilmu hewan, dan sebagainya. Juga adat-istiadat, bahasa, agama, kesenian dan sejarah suku bangsa-suku bangsa dipelajari oleh orang-orang Belanda.
Jadi, imperialisme telah menghancurkan monopoli negara yang berbentuk “cultuurstelsel”, tetapi bersamaan dengan itu telah mendatangkan monopoli yang baru, yaitu monopoli kapital-finans. Karena kaum imperialis Belanda lemah kedudukannya dalam militer dan tidak mampu sendirian membela Indonesia dengan senjata, maka sejak tahun 1905 kaum imperialis Belanda terpaksa menjalankan politik pintu-terbuka (opendeur politiek), artinya Indonesia dibuka menjadi lapangan eksploitasi kaum kapitalis dari segala negara kapitalis, terutama negara-negara Inggris dan Amerika. Dengan menjalankan politik pintu-terbuka kaum imperialis Belanda memperhitungkan dua keuntungan: 1) berupa kenaikan hasil pajak yang didapat dari perusahaan-perusahaan imperialis; 2) berupa pertahanan bersama antara negara-negara imperialis untuk melindungi kepentingan-kepentingannya di Indonesia, dan bersamaan dengan itu kaum imperialis Belanda juga dapat menjalankan politik keseimbangan antara negara-negara imperialis agar Indonesia tidak dicaplok oleh negara imperialis yang lain. Imperialisme telah mengganti perbudakan model “cultuurstelsel” dengan perbudakan model “baru” yang antara lain berbentuk “poenale sanctie”, yaitu peraturan yang berisi ketentuan hukuman bagi mereka yang menyalahi kontrak sebagai alat penjamin tenaga kerja murah bagi onderneming-onderneming (perkebunan) asing.
Karena dalam zaman sebelum-imperialisme, Indonesia sudah dikuras dan dirusak habis-habisan, maka imperialisme harus memulai dengan menciptakan dasar-dasar elementer untuk suatu sistem penghisapan modern, penghisapan yang lebih intensif dan sistematis terhadap Rakyat dan kekayaan Indonesia. Sudah sejak permulaan zaman imperialisme pemerintah Hindia Belanda menjalankan apa yang dinamakan “politik etis” (“politik susila”), yaitu politik yang antara lain mengurangi rodi, mereorganisasi dinas-dinas kesehatan, sedikit meluaskan irigasi, dan mendirikan sekolah-sekolah rendah, sekolah-sekolah guru normal, sekolah-sekolah teknik, sekolah-sekolah menengah umum, dan sebagainya untuk memenuhi kebutuhan imperialisme akan kaum buruh dan pegawai bumiputera yang murah tetapi berpendidikan.
Dalam zaman imperialis Indonesia merupakan sumber bahan mentah buat negeri-negeri imperialis, sumber tenaga kerja yang sangat murah, pasar untuk menjual hasil produksi negeri-negeri imperialis dan tempat penanaman kapital asing (Belanda, Inggris, Amerika, Jepang, Perancis, Italia, dan lain-lain).
Politik kolonial kaum imperialis samasekali bukan untuk memajukan industri Indonesia, tetapi untuk memajukan industri negeri imperialis sendiri. Kaum imperialis menentang sekeras-kerasnya perkembangan industri yang luas di Indonesia, dan inilah sebabnya kerajinan tangan dari Rakyat tidak berkembang menjadi industri modern seperti yang terjadi di Eropa.
Perusahaan-perusahaan bangsa Indonesia sangat terbatas perkembangannya, misalnya hanya meliputi perusahaan menganyam topi, tikar, keranjang, batik, dan rokok kretek. Yang agak maju ialah perusahaan-perusahaan batik, di antaranya ada yang mempunyai puluhan sampai ratusan kaum buruh. Perusahaan-perusahaan ini sangat tergantung pada importir-importir asing yang mendatangkan keperluan-keperluan perusahaan batik. Perusahaan-perusahaan rokok kretek juga sangat tergantung pada importir-importir asing dan mendapat saingan berat dari industri-industri rokok Eropa yang modern. Perusahaan-perusahaan batik atau rokok kretek yang agak besar umumnya dimiliki oleh orang-orang Arab, Tionghoa dan Eropa.
Industri nasional di zaman imperialis sangat dihalangi oleh politik imperialis untuk berkenalan dengan mesin-mesin modern. Hal inilah yang terutama mengakibatkan Indonesia berada dalam kedudukan yang sangat sukar dalam memenuhi kebutuhannya akan barang-barang hasil industri selama Perang Dunia ke-2 dan selama Revolusi 1945-1948.
Indonesia mempunyai syarat yang cukup untuk menjadi negeri industri yang modern dan kuat, karena Indonesia adalah negeri yang kaya dengan kekayaan alam seperti batubara, besi, minyak tanah, timah, bauxit, mangaan, tembaga, chrom, air-rasa, yodium, aspal, emas, perak, seng, uranium dan lain-lain. Tetapi kaum imperialis tidak menjadikan Indonesia negeri industri. Kaum imperialis mendirikan perusahaan-perusahaan pengangkutan seperti kereta api, mobil dan kapal serta mendirikan pelabuhan-pelabuhan untuk mengangkut barang dagangan-barang dagangan yang berupa hasil bumi-hasil bumi tropis, atau untuk memudahkan gerak-gerik militer guna mengontrol dan guna keamanan penjajahan mereka. Mereka mendirikan industri-industri pembantu untuk keperluan-keperluan reparasi dan untuk mengerjakan bahan-bahan mentah buat ekspor. Industri yang termasuk agak maju yang didirikan oleh kaum imperialis ialah industri pertambangan (minyak, timah, bauxit, batubara, dsb), pabrik gula, pabrik teh, pabrik kopi, pabrik minyak kelapa, penggilingan beras, pabrik tembakau, dsb.
Kolonialisme dan Imperialisme
A. Persamaan dan Perbedaan Kolonialisme dan Imperialisme
Persamaan dari kolonialisme dan imperialisme adalah
keduanya merupakan penjajahan atau penguasaan terhadap suatu daerah atau suatu bangsa oleh bangsa lainnya.
Perbedaan dari kolonialisme dan imperialisme dilihat dari :
a. Asal Kata
Kolonialisme berasal dari kata colonia dalam bahasa latin yang artinya tanah permukiman/ jajahan.
Imperialisme berasal dari kata imperator yang artinya memerintah. Atau dari kata imperium yang artinya kerajaan besar dengan memiliki daerah jajahan yang amat luar.
b. Pengertian
Kolonialisme adalah suatu sistem dimana suatu negara menguasai rakyat dan sumber daya negara lain tetapi masih tetap berhubungan dengan negeri asal.
Imperialisme adalah suatu sistem penjajahan langsung dari suatu negara terhadap negara lainnya.
c. Tujuan Penguasaan Wilayah
oKolonialisme tujuannya untuk menguras sumber-sumber kekayaan daerah koloni demi perkembangan industri dan memenuhi kekayaan negara yang melaksanakan politik kolonial tersebut.
oImperialisme, melakukan penjajahan dengan cara membentuk pemerintahan jajahan dan dengan menanamkan pengaruh pada semua bidang kehidupan di daerah jajahan.


B. Imperialisme
Berdasarkan waktu munculnya imperialisme dibagi menjadi 2 yaitu: imperialisme kuno, dan imperialisme modern. Adapun perbedaan dari Imperialisme kuno dan imperialisme modern adalah sebagai berikut:
a. Terjadinya
Imperialisme Kuno terjadi sebelum revolusi industri
Imperialisme Modern terjadi setelah revolusi industri
b. Segi Kepentingan
Imperialisme Kuno, adanya dorongan untuk kepentingan mencari tanah jajahan karena keinginan mencapai kejayaan (glory),memiliki kekayaan (gold), menyebarkan agama (gospel).
Imperialisme Modern, adanya dorongan kepentingan ekonomi, keinginan negara penjajah mengembangkan perekonomiannya dan untuk memenuhi kebutuhan industri dimana negara jajahan sebagai sumber penghasil bahan mentah dan tempat pemasaran hasil industri.
c. Contoh negara yang menganut
Imperialisme Kuno : Portugis, Spanyol, Romawi.
Imperialisme Modern : Inggris, Perancis, belanda, Jerman, dan Italia.
Akibat adanya imperialisme :
1.Berkembang penanaman modal di daerah jajahan oleh kaum partikelir/swasta
2.Perdagangan dunia semakin meluas
3.Negara jajahan semakin miskin
4.Rakyat jajahan serta kekurangan karena rakyat dibebankan berbagai macam kewajiban tanpa memiliki hak
5.Kebudayaan penduduk asli digeser dan dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa Eropa.
Kolonialisme Barat di Indonesia tidak dapat dilepaskan dengan peristiwa-peristiwa di Eropa pada abad ke-8 sampai dengan abad ke-13. Dan perubahan-perubahan di Eropa membawa pengaruh terhadap dunia timur. Perubahan tersebut diantaranya adalah adanya reformasi Gereja (abad 16-17), Gerakan Merkantilisme, Revolusi Perancis(1789), Revolusi Industri(1780).
PENGERTIAN NASIONALISME
Nasionalisme berasal dari kata ”Nation” dalam bahasa Inggris yang berarti bangsa. Nation dalam bahasa latin yang berarti kelahiran kembali, suku, bangsa. Bangsa adalah sekelompok orang/ iman yang mendiami wilayah tertentu dan memiliki hasrat dan kemauan bersama untuk bersatu karena adanya persamaan nasib, cita-cita, kepentingan, dan tujuan yang sama.
Sehingga Nasionalisme dapat diartikan:
1. Paham yang menempatkan kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada negara dan bangsa (pengertian menurut Hans Kohn)
Semangat/ perasaan kebangsaan, yaitu semangat/ perasaan cinta terhadap bangsa dan tanah air.2.
Suatu sikap politik dan sosial dari kelompok-kelompok suatu3. bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, bangsa dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan sehingga merasakan adanya kesetiaan mendalam terhadap kelompok bangsa itu.
2. KELAHIRAN NASIONALISME DI DUNIA
Terbentuknya nasionalisme melalui beberapa fase, yaitu :
a. Nasionalisme awalnya muncul pada masa kerajaan Yunani, yaitu cita-cita sebagai bangsa terpilih, kenangan masa lampau, dan harapan masa depan, serta peran terdepan bangsa mereka. Sebagai bangsa pembangun peradaban.
b. Munculnya benih kesadaran nasional stelah adanya peristiwa Renaissance dan Reformasi pada abad ke-14.
c. Pada abad ke-17 muncul nasionalisme di Inggris yang diikuti dengan munculnya nasionalisme di Amerika dan Perancis pada abad ke-18.
d. Pada pertengahan abad ke-19 nasionalisme semakin berkembang di Eropa dari nasionalisme yang awalnya bersifat kemanusiaan berubah menjadi agresif dan memusuhi bangsa lain. Sejak itu muncullah negara-negara yang berusaha melakukan imperialisme dan kolonialisme. Nasionalisme Eropa terjadi pada masa transisi dari masyarakat feodal ke masyarakat industri yang menghasilkan paham kapitalisme dan liberalisme.
e. Nasionalisme yang muncul di Eropa berbeda dengan nasionalisme yang muncul di Asia sebab Nasionalisme di Asia muncul sebagai reaksi terhadap kolonialisme dan imperialisme bangsa Eropa. Mereka menumbuhkan nasionalisme untuk melawan penjajahan.
f. Sementara itu nasionalisme di Indonesia terasa pengaruhnya saat perang untuk memeproleh dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
3. KEMUNCULAN NASIONALISME DI INDONESIA
Sejak abad 19 dan abad 20 muncul benih-benih nasionalisme pada bangsa Asia Afrika khususnya Indonesia. Faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya nasionalisme :
1) Faktor dari dalam (internal)
a. Kenangan kejayaan masa lampau
Bangsa-bangsa Asia dan Afrika sudah pernah mengalami masa kejayaan sebelum masuk dan berkembangnya imperialisme dan kolonialisme barat. Bangsa India, Indonesia, Mesir, dan Persia pernah mengalami masa kejayaan sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Kejayaan masa lampau mendorong semangat untuk melepaskan diri dari penjajahan. Bagi Indonesia kenangan kejayaan masa lampau tampak dengan adanya kenangan akan kejayaan pada masa kerajaan Majapahit dan Sriwijaya. Dimana pada masa Majapahit, mereka mampu menguasai daerah seluruh nusantara, sedangkan masa Sriwijaya mampu berkuasa di lautan karena maritimnya yang kuat.
b. Perasaan senasib dan sepenanggungan akibat penderitaan dan kesengsaraan masa penjajahan
Penjajahan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa Eropa terhadap bangsa Asia, Afrika mengakibatkan mereka hidup miskin dan menderita sehingga mereka ingin menentang imperialisme barat.
c. Munculnya golongan cendekiawan
Perkembangan pendidikan menyebabkan munculnya golongan cendekiawan baik hasil dari pendidikan barat maupun pendidikan Indonesia sendiri. Mereka menjadi penggerak dan pemimpin munculnya organisasi pergerakan nasional Indonesia yang selanjutnya berjuang untuk melawan penjajahan.
d. Paham nasionalis yang berkembang dalam bidang politik, sosial ekonomi, dan kebudayaan
i. Dalam bidang politik, tampak dengan upaya gerakan nasionalis menyuarakan aspirasi masyarakat pribumi yang telah hidup dalam penindasan dan penyelewengan hak asasi manusia. Mereka ingin menghancurkan kekuasaan asing/kolonial dari Indonesia.
ii. Dalam bidang ekonomi, tampak dengan adanya usaha penghapusan eksploitasi ekonomi asing. Tujuannya untuk membentuk masyarakat yang bebas dari kesengsaraan dan kemelaratan untuk meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia.
iii. Dalam bidang budaya, tampak dengan upaya untuk melindungi, memperbaiki dan mengembalikan budaya bangsa Indonesia yang hampir punah karena masuknya budaya asing di Indonesia. Para nasionalis berusaha untuk memperhatikan dan menjaga serta menumbuhkan kebudayaan asli bangsa Indonesia.
2) Faktor dari luar (eksternal)
a. Kemenangan Jepang atas Rusia (1905)
1904-1905 Jepang melawan Rusia dan tentara Jepang berhasil mengalahkan Rusia. Hal ini dikarenakan, modernisasi yang dilakukan jepang yang telah membawa kemajuan pesat dalam berbagai bidang bahkan dalam bidang militer. Awalnya dengan kekuatan yang dimiliki tersebut Jepang mampu melawan Korea tetapi kemudian dia melanjutkan ke Manchuria dan beberapa daerah di Rusia. Keberhasilan Jepang melawan Rusia inilah yang mendorong lahirnya semangat bangsa-bangsa Asia Afrika mulai bangkit melawan bangsa asing di negerinya.
b. Perkembangan Nasionalisme di Berbagai Negara
a) Pergerakan Kebangsaan India
India untuk menghadapi Inggris membentuk organisasi kebangsaan dengan nama ”All India National Congres”. Tokohnya, Mahatma Gandhi, Pandit Jawaharlal Nehru, B.G. Tilak,dsb. Mahatma Gandhi memiliki dasar perjuangan :
1. Ahimsa (dilarang membunuh) yaitu gerakan anti peperangan
2. Hartal, merupakan gerakan dalam bentuk asli tanpa berbuat apapun walaupun mereka tetapi masuk kantor atau pabrik
3. Satyagraha merupakan gerakan rakyat India untuk tidak bekerja sama dengan pemerintah kolonial Inggris.
4. Swadesi merupakan gerakan rakyat India untuk memakai barang-barang buatan negeri sendiri
Selain itu adanya pendidikan Santiniketan oleh Rabindranath Tagore
b) Gerakan Kebangsaan Filipina
Digerakkan oleh Jose Rizal dengan tujuan untuk mengusir penjajah bangsa Spanyol di Wilayah Filipina. Jose ditangkap tanggal 30 September 1896 dijatuhi hukuman mati. Akhirnya dilanjutkan Emilio Aquinaldo yang berhasil memproklamasikan kemerdekaan Filipina tanggal 12 Juni 1898 tetapi Amerika Serikat berhasil menguasai Filipina dari kemerdekaan baru diberikan Amerika Serikat pada 4 Juli 1946.
c) Gerakan Nasionalis Rakyat Cina
Gerakan ini dipimpin oleh Dr. Sun Yat Sen, yang mengadakan pembaharuan dalam segala sektor kehidupan bangsa Cina. Dia menentang kekuasaan Dinasti Mandsyu. Dasar gerakan San Min Chu I:
b. Republik Cina adalah suatu negara nasional Cina
c. Pemerintah Cina disusun atas dasar demokrasi (kedaulatan berada di tanggan rakyat)
d. Pemerintah Cina mengutamakan kesejahteraan sosial bagi rakyatnya.
Apa yang dilakukan oleh Dr. Sun Yat Sen sangat besar pengaruhnya terhadap pergerakan rakyat Indonesia. Terlebih lagi setelah terbentuknya Republik Nasionalis Cina (1911)
d) Pergerakan Turki Muda (1908)
Dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha menuntut pembaharuan dan modernisasi di segala sektor kehidupan masyarakatnya. Ia ingin agar dapat mengembangkan negerinya menjadi negara modern. Gerakan Turki Muda ini banyak mempengaruhi munculnya pergerakan nasional di Indonesia.
e) Pergerakan Nasionalisme Mesir
Dipimpin oleh Arabi Pasha (1881-1882) dengan tujuan menentang kekuasaan bangsa Eropa terutama Inggris atas negeri Mesir. Adanya pandangan modern dari Mesir yang dikemukakan oleh Muhammad Abduh mempengaruhi berdirinya organisasi-organisasi keagamaan di Indonesia seperti Muhammaddiyah.
Intinya dengan gerakan kebangsaan dari berbagai negara tersebut mendorong negara-negara lain termasuk Indonesia untuk melakukan hal yang sama yaitu melawan penjajahan dan kolonialisme di Negaranya.
c. Munculnya Paham-paham baru
Munculnya paham-paham baru di luar negeri seperti nasionalisme, liberalisme, sosialisme, demokrasi dan pan islamisme juga menjadi dasar berkembangnya paham-paham yang serupa di Indonesia. Perkembangan paham-paham itu terlihat pada penggunaan ideologi-ideologi (paham) pada organisasi pergerakan nasional yang ada di Indonesia.
Tahapan perkembangan nasionalisme Indonesia adalah sebagai berikut.
a) Periode Awal Perkembangan
Dalam periode ini gerakan nasionalisme diwarnai dengan perjuangan untuk memperbaiki situasi sosial dan budaya. Organisasi yang muncul pada periode ini adalah Budi Utomo, Sarekat Dagang Indonesia, Sarekat Islam, dan Muhammadiyah.
b) Periode Nasionalisme Politik
Periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia mulai bergerak dalam bidang politik untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Organisasi yang muncul pada periode ini adalah Indische Partij dan Gerakan Pemuda.
c) Periode Radikal
Dalam periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia ditujukan untuk mencapai kemerdekaan baik itu secara kooperatif maupun non kooperatif (tidak mau bekerjasama dengan penjajah). Organisasi yang bergerak secara non kooperatif, seperti Perhimpunan Indonesia, PKI, PNI.
d) Periode Bertahan
Periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia lebih bersikap moderat dan penuh pertimbangan. Diwarnai dengan sikap pemerintah Belanda yang sangat reaktif sehingga organisasi-organisasi pergerakan lebih berorientasi bertahan agar tidak dibubarkan pemerintah Belanda. Organisasi dan gerakan yang berkembang pada periode ini adalah Parindra, GAPI, Gerindo.
Dari perkembangan nasionalisme tersebut akhirnya mampu menggalang semangat persatuan dan cita-cita kemerdekaan sebagai bangsa Indonesia yang bersatu dari berbagai suku di indonesia

Organisasi Pergerakan Nasional
Budi Oetomo

Budi Oetomo di dirikan oleh mahasiswa STOVIA (Sekolah Dokter Pribumi) di Jakarta pada tanggal 20 Mei 1908. ketuanya ialah Soetomo (kemudian menjadi dokter). Budi Oetomo merupakan organisasi modern pertama yang didirikan oleh bangsa Indonesia.
Berdirinya Budi Oetomo erat kaiatannya dengan cita-cita Dr. Wahidin Sudirohusodo. Ia seorang tamatan STOVIA. Wahidin bercita-cita memajukan pendidikan dengan cara mendirikan “Dana Pelajar”. Dana itu akan dipakai untuk menyekolahkan anak-anak yang orang tuanya kurang mampu. Untuk mengumpulkan dana Wahidin mengunjungi tokoh-tokoh masyarakat di berbagai kota.pada tahun 1907 ia bertemu dengan mahasiswa STOVIA di Jakarta. Mereka tertarik mendengar cita-cita Wahidin. Cita-cita itu mereka perluas tidak hanya dibidang pendidikan tetapi juga dibidang budaya untuk itulah mereka mendirikan Budi Oetomo .
Budi Oetomo bukan partai politik. Pada masa itu pemerintah tidak mengizinkan berdirinya partai politik.
Budi Oetomo giat memajukan pendidikan dan mempertahankan kebudayaan. Pada mulanya anggota terbatas pada penduduk jawa dan madura. Namun kemudian, penduduk dari daerah lain pun diterima sebagai anggota.
Budi Oetomo mendapat sambutan dari masyarakat. Cabang-cabangnya berdiri di beberapa kota. Setelah banyak partai politik berdiri, peranan Budi Oetomo mulai hilang. Pada tahun 1935 Budi Oetomo bergabung dengan Persatuan Bangsa Indonesia (PBI) membentuk Partai Indonesia Raya (Parindra). Jasa utama Budi Oetomo ialah memelopori lahirnya organisasi-organisasi lain baik yang berSIfat politik maupun yang bukan. Karena itulah, 20 Mei diperingati sebagai hari Kebangkitan Nasional.
Sarekat Islam Pada tahun 1911, H. Samanudi mendirikan sarekat dagang Islam (SDI) di Solo. Tujuannya ialah mempersatukan para pedagang-pedagang Indonesia untuk menghadapi pedagang-pedagang Cina yang dilindungi pemerintah Belanda. Mereka memonopoli bahan baku batik sehingga merugikan perusahaan batik Indonesia.
Pada tahun 1912, nama sarekat dagang islan digati dengan Sarekat Islam (SI) kedudukan organisasi dipindahkan dari Solo ke Surabaya. H. Umar Said Cokroaminito diangkat menjadi ketua. Ia seorang pengacara terkenal. H. Samanudi diangkat menjadi ketua kehormatan.
SI cepat berkembang sebagian besar penduduk Indonesia beragama Islam diterima sebagai anggota. Akan tetapi, pegawai pemerintah tidak boleh menjadi anggota pengurus. SI berjuang memajukan ekonomi, pendidikan, dan agama. SI tidak terang-terangan menyatakan diri sebagai partai politik. Akan tetapi kegiatannya banyak berSIkap politik.
SI bertahan sampai akhir penjajahan Belanda. Nama SI kemudian diganti berganti menjadi Partai sarekat Islam Indonesia (PSII). Tokoh-tokoh yang terkenal antara lain adalah H.O.S. Cokroaminoto, H. Agus Salim, Abdul Muis, Sukiman Wiryosanmijoyo, dan Abikusno Cokrosuyoso. Sekitar tahun 1920, ada orang-orang yang berpaham komunis menjadi anggota SI pada waktu itu seseorang boleh saja menjadi anggota organisasi. Orang –orang yang berpaham komunis itu dikeluarkan dari SI. Mereka mendirikan Partai Komunis Indonesia. Kegiatan PKI merugikan Pergerakan Nasional, pada akhir 1926 dan awal 1927, mereka memberontak terhadap pemerintah. Pemberontakan itu tidak diSIapkan dengan matang dan dengan mudah ditumpaskan oleh pemerintah. Ribuan orang ditangkap dan dipenjarakan. Ada pula yang dibuang ke Digul Ke Irian. Sebagian besar diantaranya bukan orang komunis tetapi mereka menjadi korban ambiSI PKI.
PKI dibubarkan oleh pemerintah Belanda. Belanda menuduh Pergerakan Nasional sebagai Pergerakan Komunis. Beberapa waktu lamanya Pergerakan Nasional lumpuh.

Indische Partij

Indeche Partij didirikan di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912 dipimpin oleh tiga serangkai yaitu Douwes Dekker (Dr. Danu Dirja Stiabudi), R.M Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara), Dr. Cipto Mangunkusomo. Cita-cita IP adalah menyatukan semua golongan masyarakat baik penduduk pribumi maupun keterunan asing. Tujuan IP adalah :

1. Menumbuhkan dan meningkatkan jiwa persatuan dua golongan untuk memajukan tanah air dengan dilandasi jiwa nasional.
2. Memersiapkan kehidupan rakyat yang merdeka.
Tujuan organisasi disebarluaskan melalui surat kabar yaitu De Express. Isinya ditegaskan bahwa masa depan penduduk terletak ditangan penduduk Indonesia sendiri.
Perhimpunan Indonesia ( PI )

Perhimpunan ini didirikan oleh pelajar Indonesia yang sedang di negri Belanda pada tahun 1908. organisasi ini bernama Indische Vereeniging. Tujuannya adalah :mengurus kepentingan orang-orang Indonesia yang belajar di negri Belanda. Tahun 1922 terjadi perubahan nama dari Indesche Vereeniging menjadi Indonesche Vereeniging. Tujuan yang ingin dicapai adalah :

1. Mengusahakan suatu pemerintahan untuk Indonesia yang bertanggung jawab terhadap rakyat Indonesia.
2. Kemerdekaan harus dicapai oleh orang-orang Indonesia sendiri tanpa bantuan siapa pun.
3. Persatuan nasional harus dipupuk, segala macam perpecahan harus dihindarkan agar tujuan perjuangannya segera tercapai.

Tokoh perhimpunan Indonesia adalah : Moh. Hatta, Nazir Pamuncak, Abdul Majid Joyodiningrat, dan Ali Sastro Amijoyo.
Partai Nasional Indonesia (PNI)
PNI didirikan di Bandung oleh Ir. Soekarno pada tanggal 4 juli 1927, tujuannya adalah utnuk mencapai Indonesia merdeka atas usaha dan perjuangannya sendiri. Idiologi yang dianut oleh organisasi ini adalah Marhaenisme. Perjuangan PNI untuk mencapi tujuannya antara lain:

1. Melakukan kritik terhadap pola penjajahan pemerintahan Hindia Belanda yang mengakibatkan penderitaan rakyat.
2. Menekankan agar seluruh rakyat Indonesia bersatu padu untuk berjuang mencapai kemerdekaan.
3. Mengadakan kerja sama dengan perhimpunan Indonesia di Negara Belanda
4. Mengembangkan semangat kebangsaan dikalangan masyarakat melalui rapat-rapat umum, surat kabar, kursus, dan sekolah.
Partai Komunis Indonesia

PKI didirikan pada tahun 1914 di Semarang organisasi ini berpaham komunis. Awal mulanya bernama “Indische social demokratische Vereeniging”. Pendirinya adalah Sneevliet (orang Belanda), semaun dan Darsono. Tanggal 13 November1926 PKI melakukan pemberontakan terhadap pemerintah Belanda di Jakarta, Jateng, Jatim, Jabar, dan Sumatra. PKI melakukan petualangan politik tanpa memperhitungkan kekuatan nyata, tindakan tersebuta mengakibatkan hal-hal sebagai berikut :

1. Pergerakan Nasional mendapat tekanan berat dari Belanda
2. Pemberontakan PKI sangat merugikan pergerakan Nasional
3. Pemberontakan sangat mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa.
4. pemberontakan PKI menciptakan suasana tidak yang aman.
Gabungan Politik Indonesia (GAPI)

Organisasi ini didirikan pada tahun 1939 didirikan oleh Moh. Husni Tamrin, amir Sarifudin, Abi kusno dan Cokro Suyoso. Alasan dibentuknya GAPI adalah :

1. Ketisi atau tuntutan untuk mununtut agar Indonesia diberi pemerintahan sendiri.
2. Situasi dunia makin gawat akaibat terjadinya fasisme ( keinginan menguasai)
3. Pemeintah Belanda kurang memperhatikan kepentingan bangsa Indonesia
di dalam anggaran dasar ditegaskan bahwa GAPI berdasarkan :

1. Hak menentukan nasib sendiri
2. Persatuan nasional daeri seluruh rakyat Idonesia berdasarka kerakyatan yang berdasarkan politik, ekonomi , dan social.
3. Persatuan aksi seluruh rakyat Indonesia

Tanggal 25 Desember 1939 GAPI mengadakan kongres yang diberi nama Kongres Rakyat Indonesia (KRI). Keputusan kongres antara lain :

1. Penetapan bendera merah putih sebagai bendera kebangsaan
2. Lagu Indonesia Raya ditetapkan sebagai lagu persatuan bangsa Indonesia
3. Peningkatan pemakaian bahasa Indonesia bagi rakyat Indonesia.

Syarikat Islam (SI)

Berdiri di Solo, Jawa Tengah tanggal 16 Oktober 1905 dengan nama awal Syarikat Dagang Islam yang dipimpin/didirikan oleh Haji Samanhudi. Latar belakang berdirinya SDI adalah sebagai perlawanan terhadap golongan pedagang Cina yang memonopoli bahan batik sedangkan tujuan berdirinya adalah memajukan perdagangan Indonesia yang berdasarkan Islam. Karena keanggotaan Syarikat dagang Islam terbatas hanya para pedagang saja maka pada tanggal 10 September 1912 diubah namanya menjadi Syarikat islam (SI) dengan pimpinan Haji Oesman Said Tjokroaminoto (HOS Tjokroaminoto). Haluan perjuangan SI adalah anti imperialisme dan Kapitalisme. SI bersifat nasionalis, menentang penjajah Belanda dan mencita-citakan Indonesia merdeka sehingga sangat berbeda jauh dengan Boedi Oetomo. Walaupun demikian ternyata SI tidak dijadikan sebagai tonggak kebangkitan nasional tetapi jatuh kepada Boedi Oetomo yang tidak nasionalis. SI terbuka untuk umum dengan Islam sebagai landasan perjuangan organisasi. Perlawanan SI ditujukan terhadap semua bentuk penindasan ataupun ketidakseimbangan sosial. SI yang bersifat terbuka mendapat dukungan rakyat Indonesia sehingga dalam waktu singkat menjadi organisasi yang besar. Pemerintah Kolonial Belanda tidak memberikan ijin SI menjadi badan hukum karena mencurigai dan khawatir terhadap organisasi yang besar ini walaupun terhadap SI-SI lokal ijin diberikan dengan mudah.Keanggotaan SI yang bersifat terbuka membuat SI kemudian pecah. Dalam tubuh SI terdapat tiga aliran yang berbeda, yaitu :

1. Aliran yang berpegang teguh kepada agama Islam
2. Aliran yang lunak, evolusioner, dan kooperatif terhadap Pemerintah Kolonial Belanda
3. Aliran yang keras, revolusioner, dan non kooperatif
SI akhirnya pecah menjadi dua setelah diadakan konggres ke-4 tahun 1921 untuk disiplin partai dan mempertahankan keberadaan SI. Adapun dua organisasi itu adalah :

a. SI Putih
Dipimpin oleh HOS Tjokroaminoto, Haji Agoes Salim, dan Abdoel Moeis dan tetap berpegang teguh kepada dasar-dasar ke-Islam-an sesuai cita-cita semula.

b. SI Merah
Dipimpin oleh Semaun dan Tan Malaka dan berhaluan Marxis. SI Merah nantinya berubah nama menjadi PKI (Partai Komunis Indonesia).
Pada tahun 1923 nama CSI (Central Syarikat Islam) diubah namanya menjadi PSI (Partai Syarikat Islam) karena CSI dianggap menghalangi pertumbuhan gerakan SI. Sejak Konggres Yogyakarta tahun 1925 maka SI melaksanakan haluan non kooperasi tetapi tetap memperbolehkan anggotanya duduk dalam badan pemerintah dengan nama pribadi bukan organisasi. Dengan kemajuan pergerakan nasional maka tujuan SI semakin tegas yaitu "Mencapai Kemerdekaan Nasional Berdasarkan Agama Islam". SI masuk ke dalam PPPKI dan tahun 1929 namanya diubah lagi menjadi PSII (Partai Syarikat Islam Indonesia).

4. Moehammadijah ( Muhammadiyah )

Didirikan oleh Haji Ahmad Dahlan pada tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta. Muhammadiyah merupakan organisasi Islam modern yang kiprahnya dipengaruhi oleh gerakan Wahabi di Arab Saudi yang bercita-cita untuk memurnikan Islam seperti pada jaman Nabi Muhammad SAW masih hidup atau dengan kata lain berusaha memberantas TBC ( Takhayul, Bid'ah, Churafat ) yang berkembang di dalam masyarakat Indonesia. Usaha Muhammadiyah ini nantinya mendapatkan perlawanan dari kelompok Islam tradisional yang tidak setuju dengan cara-cara Muhammadiyah memperjuangkan cita-citanya, yaitu dengan mendirikan Nahdlatul Ulama (NU) yang berarti kebangkitan ulama pada tahun 1926. Selain kelompok Islam tradisional, kelompok nasionalis juga kurang simpati kepada Muhammadiyah karena organisasi ini tidak mau bergerak dalam bidang politik, mau menerima bantuan Belanda, dan mempermasalahkan kemodernan dan kekolotan pelaksanaan ajaran Agama Islam. Adapun tujuan didirikannya Muhammadiyah adalah :

a. Memberi pengertian tentang ilmu agama yang benar
b. Pengarahan hidup menurut ajaran Agama Islam
c. Memajukan pengajaran modern berdasarkan agama Islam

Tujuan Muhammadiyah diatas berusaha dicapai dengan cara mendirikan dan mengembangkan sekolah-sekolah berdasarkan Islam, mendirikan dan mengembangkan Masjid, dan mengembangkan ilmu agama. Muhammadiyah merupakan organisasi yang tidak bersifat politik tetapi lebih meninitikberatkan pada kegiatan pendidikan, sosial, dan keagamaan dan cara kerjanya meniru cara kerja Misi (Penyebar Kristen Protestan) dan Zending (Penyebar Kristen Katholik). Kegiatan Muhammadiyah yang sangat menonjol adalah :


Kegiatan Muhammadiyah juga sudah memperhatikan pendidikan wanita yang diberi nma Aisyiah dan kelompok pemudanya disebut Hisbul Wathon (HW) yang juga merupakan gerakan kepanduan. Organisasi Muhamamadiyah sampai sekarang masih eksis dan berkembang pesat sehingga memberikan kontribusi yang tidak sedikit bagi kemajuan bangsa Indonesia.

Indische Social Democratische Vereniging (ISDV)

pengurus Partai Komunis Indonesia
Para pegawai Belanda di Indonesia, semula, mendirikan Indische Social Democratische Veregining (ISDV). Dalam perkembangannya, ISDV, pada tanggal 20 Mei 1920, diubah menjadi Partai Komunis Hindia. Setelah itu, diubah lagi menjadi Partai Komunis Indonesia. Partai Komunis Indonesia (PKI) secara resmi berdiri tanggal 23 Mei 1920. Tokoh yang ada di belakang pendirian PKI adalah Sneevlit, seorang pegawai Belanda yang dikirim ke Indonesia. Pada tanggal 13 November 1926, PKI mengadakan pemberontakan di Banten, Sumatera disusul tindakan kekerasan di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Banyak penangkapan terhadap tokoh perjuangan, yang dibuang ke Digul dan Tanah Merah.

Tidak ada komentar: